Minggu, 10 Desember 2017

Spiegel Bar & Bistro


        Jalan-jalan di Kota Tua Semarang bakal membuat kamu serasa kembali ke masa lalu, pada jaman penjajahan Belanda. Ya, ada banyak banget gedung-gedung bernuansa kolonial di daerah ini salah satunya yang paling terkenal yaitu Gereja Blenduk. Selain Gereja Blenduk, ada lagi sebuah gedung kolonial yang kini disulap menjadi sebuah kafe yang cukup populer di Semarang. Gedung tua itu kini bernama Spiegel Bistro. Tidak hanya bangunannya saka yang sudah tua, tapi makanan yang dijual rata-rata adalah makanan western termasuk beberapa menu kuno dari jaman Belanda dulu dan tentu saja aneka jenis kopi. Interior kafe ini cukup modern walaupun menempati gedung tua yang sudah direnovasi. Dari bagian dalamnya, bisa dibilang jika kafe ini adalah kafe kelas atas dan harganya mahal, tapi nyatanya tidak terlalu mahal juga harga makanan dan minuman di sini. Yang nongkrong di sini kebanyakan adalah warga kelas atas Semarang dan banyak juga bule-bule yang nongkrong di sini.   

        Interior Spiegel

        Makanan pertama yang saya pesan adalah bitterballen. Ini adalah semacam appetizer kuno dari jaman penjajahan Belanda dulu yang modelnya mirip kroket, tapi berbentuk bola-bola kecil. Isinya adalah semacam ragut sayur. Presentasinya menarik karena disajikan di sebuah frying pan dan disajikan bersama saus mustard untuk memberikan sensasi segar bercampur pedas. Soal rasa, bitterballen yang disajikan di sini rasanya garing di luar tapi lembut di dalam. Ditambah lagi rasa pedas menyegarkan saat dicocol ke saus mustard-nya.



    Bitterballen

        Kedua ada classic caesar salad. Porsi caesar saladnya cukup besar kalau di sini. Seperti caesar salad pada umumnya, isi dari salad ini adalah campuran selada, tomat, dan daging ayam lalu diberi mayones dan dressing di atasnya. Tak lupa disajiian pula sepotong roti panggang sebagai pelengkapnya. Uniknya, diberikan pula kelopak bunga sebagai garnishnya. Rasa caesar saladnya sangat menyegarkan. Seladanya sangat crunchy dan potongan daging ayamnya lembut dan besar-besar. Dijamin kenyang meskipun hanya makan caesar salad ini! 

       Classic Caesar Salad 

        Untuk minum, saya memesan caramel latte. Presentasinya sama saja dengan latte pada umumnya tapi menurut saya cangkirnya kalau di sini lebih besar. Soal rasa, sama saja dengan cafe latte pada umumnya hanya saja di sini menurut saya campuran susunya lebih terasa. 


        Caramel Latte
        Overall, recommended banget untuk nyobain kafe ini karena rugi kalau ke Semarang tapi tidak nyobain kafe ini karena kafe ini cukup populer di Semarang. Kombinasikan kunjungan ke kafe ini dengan jalan-jalan di kawasan Kota Tua Semarang. Di sekitar kafe ini ada berbagai jenis bangunan kolonial yang lain untuk dikunjungi karena kebanyakan digunakan sebagai spot foto-foto. Selain itu, Gereja Blenduk berlokasi hanya selemparan batu dari kafe ini. Lalu ada juga Semarang Contemporary Art Gallery yang juga terletak hanya selemparan batu dari sini karena lokasinya tepat berada di jalan belakang kafe ini. So, happy eating! 

----------------------------------------------------
Harga: 
- Hot Caramel Latte: Rp30.000,00
- Bitterballen: Rp30.000,00
- Classic Caesar Salad: Rp35.000,00
Lokasi: Jl. Letnan Jenderal Suprapto no. 34, Kota Lama, Semarang
----------------------------------------------------
        

Rabu, 13 September 2017

Kulineran 5 Tempat di Malang

        Malang adalah sebuah kota yang terletak di dekat Surabaya. Dengan menggunakan mobil, kamu bisa mencapainya dalam waktu 2 jam jika jalanan tidak macet sebagai catatan. Karena lokasinya yang cukup dekat dengan Surabaya, banyak warga Surabaya termasuk saya yang sering menghabiskan waktu liburan di Malang. Kebanyakan dari mereka berwisata ke beberapa obyek wisata terkenal di Malang. Tetapi bagi saya, Malang lebih cocok dijadikan destinasi wisata kuliner karena masakannya yang sangat menggoda untuk dicoba. Kali ini saya akan berbagi tentang 5 tempat makan terenak yang pernah saya kunjungi di Malang. 
          1. Djati Lounge
           Djati Lounge meskipun menggunakan embel-embel nama "lounge" tetapi ternyata rupanya seperti fine-dining restaurant dengan desain restoran yang mewah dengan pemandangan langsung ke lapangan golf di kompleks perumahan Araya yang merupakan kawasan perumahan elit di Malang. Karena berlokasi di kawasan perumahan elit, maka harga makanan di restoran ini pun bisa dibilang sangat mahal di kantong. Yang membuat saya terkejut adalah harga untuk makanan semacam snack tradisional saja sangat mahal. Seingat saya, harga untuk tempe menjes (ampas tahu yang dibuat menjadi semacam tempe lalu digoreng tepung dan biasanya dicocol bumbu petis) adalah Rp25.000,00. Itupun tidak tahu dapat berapa biji. Kalo di luar apalagi yang biasa dijual oleh penjual gorengan di jalanan atau di kampung-kampung, Rp2.000,00 saja sudah dapat. Wah, ini nih yang namanya traditional food go to the next level :). Tapi waktu itu saya memesan jamur crispy. Makanan ini kalau di luar biasanya bisa didapat dengan harga 15 ribu doang, tapi di sini kalau gak salah harganya 35 ribu. Tapi memang penampilannya berbeda sih dengan jamur crispy biasanya. Jamur tiramnya potongannya besar-besar dan tepungnya juga tebal dan lebih kriuk. Disajikan bersama saos cocolan semacam tauco gitu. Minumnya saya pesan taro latte, ice chocolate marshmallow, dan ice strawberry tea yang rasanya benar-benar menyegarkan. Oh iya, restoran ini memiliki area indoor dan outdoor. Saran saya sih, coba duduk di area outdoor karena sambil makan dan minum, mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan golf course yang sangat indah. Untuk spot foto bisa dilakukan di sebelah swimming pool dengan background golf course. 
-------------------------------------------
Djati Lounge
Cluster Greenwood, Jl. Greenwood Golf Mansion no. 49, Araya, Tirtomoyo, Pakis, Malang
Price: appetizer dan dessert bisa sampai Rp50.000,00 kalau mau makan berat siapkan bujet lebih ya      karena harga main course cukup mahal, bisa mencapai Rp100.000,00 ke atas. 
-------------------------------------------
          Jamur crispy
          Ice chocolate marshmallow
          Taro latte and ice strawberry tea
          Golfcourse view
          Exterior      
          2. Depot Hok Lay
          Depot yang usianya sudah cukup tua ini terkenal di Malang akan kelezatan lumpianya. Tetapi ternyata tidak hanya lumpia yang menjadi speciality menu di depot ini. Minumannya juga sangat terkenal salah satunya adalah fosco, sebuah minuman jadul dari zaman penjajahan Belanda yang terbuat dari susu yang dicampur cokelat tapi bukan susu cokelat lho. Cara penyajiannya unik yaitu dengan dimasukkan ke dalam botol coca-cola dari jaman dulu. Rasa dari fosco ini mirip susu cokelat hanya saja rasa cokelatnya lebih strong. Paling cocok disajikan dingin sehingga rasanya menjadi sangat menyegarkan. Untuk makanannya, saya tidak mencoba lumpianya, tetapi cwie mie. Cwie mie di depot ini rasanya tidak kalah maknyusnya dengan lumpianya. Cwie mie di depot ini sama dengan cwie mie di depot lain di Malang. Terdiri atas mie khas cwie mie lalu diberi topping daging ayam cincang dan disajikan dengan pangsit goreng dan semangkuk kuah hangat. Untuk dessert, wajib coba es pudding. Meskipun sudah minum fosco, tapi rasanya kurang kalo tidak mencoba dessert yang satu ini supaya tambah segar. Es pudding ini terdiri atas semangkuk penuh es serut yang diberi topping aneka jenis pudding dan jelly. Sangat cocok dinikmati setelah makan cwie mie lalu baru minum fosco-nya. 
-------------------------------------------
Depot Hok Lay
Jl. KH Ahmad Dahlan no. 10, Sukoharjo, Klojen, Kota Malang
Harga: < Rp50.000,00 
-------------------------------------------
          Cwie mie
          Es pudding
          Fosco
          3. Nasi Buk Matirah
          Buk adalah sebutan untuk ibu-ibu keturunan Madura dan sesuai namanya, nasi buk berarti nasi yang dijual oleh ibu-ibu keturunan Madura. Dari namanya, yang pertama terlintas di pikiran pasti makanan ini berasal dari Madura tetapi ternyata salah. Nasi buk hanya bisa ditemukan di Malang. Kalau yang di Madura sana namanya nasi campur madura yang isinya cumi hitam, paru, babat, dll. Kalau nasi buk yang di Malang ini beda. Nasi buk khas Malang ini terdiri atas sepiring nasi dengan lauk lodeh tewel (nangka muda), serundeng, dendeng kelapa, keripik paru, dan empal daging. Sebetulnya masih ada beragam lauk lain yang bisa dinikmati sebagai teman makan nasi buk, tetapi yang klasik biasanya ya yang seperti itu tadi. Karena lauknya bermacam-macam, jadinya rasa makanan ini juga campur-campur mulai dari gurih, manis sampai agak pedas. Salah satu tempat yang menjual nasi buk yang cukup terkenal di Malang adalah Nasi Buk Matirah yang terletak tepat di sebelah Stasiun Kota Malang. Nasi buk paling enak dimakan pada pagi hari sebagai menu sarapan. 
-------------------------------------------
Nasi Buk Matirah
Jl. Trunojoyo no. 10, Kota Malang (sebelah Stasiun Kota Malang) 
Harga: < Rp50.000,00 (tergantung lauk yang dipilih) 
-------------------------------------------
          Nasi Buk Matirah
          4. Hot Cwie Mie Gloria Malang
          Cwie mie sepintas mirip dengan mie ayam yang biasa kita makan. Memang benar karena cwie mie adalah penyebutan untuk mie ayam dari Malang. Hanya saja, mie yang digunakan untuk cwie mie terasa agak berbeda dengan mie yang digunakan pada mie ayam pada umumnya. Mie untuk cwie mie terasa lebih kecil. Karena berasal dari Malang, jadinya ada beragam depot yang menyajikan makanan ini di seluruh penjuru kota Malang dan bahkan sampai ke kota Batu yang merupakan tetangga dari kota Malang. Tetapi dari sekian banyak depot yang menjual cwie mie, Depot Hot Cwie Mie Gloria Malang menjadi salah satu yang ramai dikunjungi. Karena cukup populer di kota Malang, jadjnya depot ini sudah membuka beberapa cabang di Malang. Waktu itu saya mendatangi cabang mereka yang berlokasi di sebuah ruko di Jl. Kawi Atas yang sangat penuh dengan berbagai macam depot dan restoran. Di sini mereka tidak hanya menyediakan cwie mie ayam yang menjadi menu klasik, tetapi juga cwie mie dengan berbagai macam topping seperti ayam, ikan, sampai jamur. Saosnya juga bisa pilih: mau yang sweet atau spicy. Waktu itu saya memesan yang cwie mie ayam dengan topping jamur crispy dengan saos spicy. Penyajiannya simpel saja. Cwie mie ditaruh di mangkok lalu diberi topping jamur crispy lalu diguyur saos sambal lalu ditambah sayuran hijau. Jamur yang digunakan ternyata adalah jamur champignon / jamur kancing sehingga rasanya lebih kenyal daripada jamur tiram. Rasa makanan ini lembut, hangat, gurih, dan agak pedas dari saos sambal. Kalau tidak mau makan cwie mie, bisa juga makan pangsit kuah yang juga dijual di sini. Terdiri atas semangkuk kuah berisikan sekitar 6 biji pangsit khas depot ini. 
-------------------------------------------
H & T Cui Mie Gloria Malang
Ruko Kawi Atas no. 43B, Kota Malang
Harga: < Rp50.000,00
-------------------------------------------
          Cwie mie jamur crispy spicy
          Cwie mie ayam crispy spicy
          Pangsit kuah
          5. Nomu 9
          Ke Malang rasanya kurang cocok kalau tidak ngafe di salah satu kafe yang terkenal di kota ini. Ada banyak kafe yang cukup populer di kota ini salah satunya adalah Nomu 9. Sebetulnya agak kurang cocok sih tempat ini untuk disebut kafe karena interiornya lebih mirip bistro restaurant dan makanannya pun rata-rata adalah makanan berat. Jika dilihat dari bentuknya, restoran ini bisa dibilang bistro atau semi fine-dining, tetapi ternyata harga makanan di sini tidak mahal-mahal amat. Maksimal ya sekitar Rp50.000,00 lah untuk main course. Waktu itu saya memesan beberapa menu seperti chicken schnitzel green curry, lemon butter snapper, matcha affogato, dan ice lychee tea. Uniknya sebagai appetizer, disajikan semacam kripik pangsit yang bisa dimakan secara gratis. Chicken schnitzel green curry terdiri atas chicken schnitzel (semacam chicken katsu asal Austria) yang disajikan dengan nasi putih lalu diguyur dengan saos kare hijau khas Thailand lalu ditaburi dengan biji wijen sebagai garnish. Untuk lemon butter snappernya terdiri atas spaghetti yang diberi topping beberapa potong daging ikan kakap fillet dan saos creamny serta beberapa potong paprika sebagai garnish. Untuk rasa, chicken schnitzelnya terasa cukup crispy dan saos green curry-nya cukup nendang. Untuk lemon butter snappernya, spaghetti dan daging kakap nya sudah lembut dan saosnya juga terasa cukup creamy, hanya saja rasa lemonnya agak kurang terasa. Untuk matcha affogato-nya sangat nikmat dimakan sebagai dessert sedangkan ice lychee tea nya sangat menyegarkan untuk diminum setelah makan matcha affogato. Oh iya, lokasi kafe ini agak tersembunyi di sebuah jalan perumahan di dekat Jl. Kawi Atas yang sangat padat. Meskipun berlokasi di pusat kota Malang, tetapu suasana di sekitar kafe ini agak sepi sehingga suasana di dalam kafe pun cukup tenang. 
-------------------------------------------
Nomu 9
Jl. Jambu no. 6, Gading Kasri, Klojen, Kota Malang
Harga: < Rp50.000,00
-------------------------------------------
          Chicken schnitzel green curry
          Lemon butter snapper
          Matcha affogato
          Ice lychee tea
          Dessert place
          Brewery place
          Interior
          





Kamis, 23 Februari 2017

Warung Asri Jambe Tabanan

        Bali selain terkenal dengan pantainya, Bali juga terkenal dengan masakannya yang beraneka ragam dan rasa semua masakan itu maknyus meskipun kebanyakan dari masakan itu berbahan daging babi. Kali ini, saya mencoba mencicipi kelezatan lawar babi (non-halal) di sebuah warung di kota Tabanan, sebuah kota kecil sebelum Denpasar yang biasa dilalui para pengendara kendaraan darat jika melakukan perjalanan dari Jawa ke Bali. Lokasi warung ini agak tersembunyi dan bisa jadi masih belum banyak orang yang tahu. Nama warung itu adalah Warung Asri Jambe. Terletak di sebuah sudut jalan yang agak tersembunyi, warung ini terkenal di kalangan masyarakat Tabanan akan kelezatan lawar babi-nya. Tapi jangan khawatir bagi yang pantang makan babi, karena warung ini juga menyediakan lawar ayam. Kali ini saya mencoba lawar babi. Ketika tersaji di meja makan, tampak porsi lawar babi ini lumayan besar. Terdiri atas 3 piring: 1 piring nasi, 1 piring berisikan lawar babi, dan 1 mangkok yang lumayan besar berisikan sup babi. Piring yang berisikan lawar babi itu terdiri atas lawar kacang panjang, lawar nangka muda, irisan daging babi, urutan (sosis babi khas Bali), sate babi, sate lilit babi, dan kerupuk kulit babi. Jika beruntung, kamu bisa menemukan samcam di kerupuk kulit babi itu. Jika merasa kurang, kamu bisa membelinya secara terpisah. Mulailah mencoba sup babinya terlebih dahulu. Sup babi ini terdiri atas beberapa potong daging babi dan wortel yang disiram kuah kaldu babi hangat. Rasa sup babi ini gurih khas babi dan bercampur agak pedas dari bubuk merica. Setelah menyeruput sup babi, mulailah mencicipi lawar babinya yang merupakan lauk utama. Lawar kacang panjang yang merupakan versi "klasik" dari lawar khas Bali terasa renyah sementara lawar nangka muda terasa lebih lembut. Irisan daging babinya cukup padat tetapi tetap empuk dan pastinya gurih khas daging babi. Jangan lupa mencoba kedua sate babinya. Yang pertama adalah sate babi original yang terasa manis karena dilumuri kecap dan yang kedua adalah sate lilit babi yang terasa lembut dan lebih gurih. Terakhir makanlah kerupuk kulit babinya yang terasa sangat renyah dan gurih. Bagaimana dengan lawar ayamnya? Sayang sekali saya belum berkesempatan mencoba menu tersebut, tetapi berdasarkan informasi, bentuknya persis seperti lawar babi yang menjadi menu "klasik" warung tersebut, hanya saja dagingnya diganti daging ayam dan urutan serta kerupuk kulit babinya tidak diikutsertakan pada sajian lawar ayam. Overall, jika kamu sedang melakukan perjalanan darat dari Jawa ke Bali dan melewati kota Tabanan, sempatkan singgah di warung ini untuk mencicipi lawar babi maupun lawar ayamnya yang super duper makyus. 
       Nasi Lawar Babi khas Warung Asri Jambe Tabanan
       Lawar Babi yang terdiri atas lawar kacang panjang, lawar nangka muda, irisan daging babi, sate babi, sate lilit babi, dan kerupuk kulit babi 
       Sup babi yang rasanya nendang 
       Interior warung 
       Warung Asri Jambe tampak dari luar 


Minggu, 22 Januari 2017

Airplane Food

          Masih menjadi misteri hingga saat ini, mengapa makan di pesawat rasanya lebih enak daripada makan di daratan? Mungkin karena ada sensasi makan di ketinggian sekitar 30.000 kaki dpl dan sambil makan ditemani dengan pemandangan awan-awan yang ciamik dari jendela pesawat. Atau mungkin karena dari sananya makanan itu sudah enak? Nah kali ini saya mau berbagi tentang beberapa makanan pesawat yang sudah saya coba selama ini sampai awal tahun 2017 ini. 
             1. Garuda Indonesia (flight number forget): Jakarta - Seoul
             Garuda Indonesia adalah maskapai full-board nasional Indonesia dan seperti maskapai full-board airlines yang lain, Garuda Indonesia juga menyediakan layanan makan di pesawat gratis karena sudah termasuk dengan harga tiket pesawat. Dalam penerbangan Jakarta - Seoul dengan Garuda Indonesia, saya mendapatkan jatah sarapan karena memang pesawat take-off dari Jakarta jam 2 pagi akibat delay (aslinya jam 23.30 sudah berangkat) dan tiba di Seoul jam 11.00 waktu setempat (aslinya jam 08.30 sudah nyampe Seoul). Sarapan waktu itu disajikan sekitar jam 8 alias sekitar 3 jam menjelang tiba di Seoul. Sarapannya merupakan menu set lengkap dengan 2 pilihan menu utama (main course): nasi goreng rendang atau omelet. Untungnya, pilihan menu tersebut sudah ditulis di kertas menu makanan yang disajikan yang dibagikan kepada semua penumpang sesaat setelah take-off dari Jakarta, jadinya para awak kabin tidak perlu bertanya lagi dan kita tinggal langsung jawab mau main coursenya ini atau itu. Kertas menu makanan tersebut ditulis dalam 3 bahasa: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Korea (karena penerbangan tujuan Seoul, Korea Selatan). Waktu itu, saya pilih main coursenya nasi goreng rendang karena masih belum bisa move on dari masakan Indonesia. Penampakannya terlihat sangat standar dan bisa dibilang ala kadarnya untuk maskapai sekelas Garuda Indonesia, tetapi setelah masuk ke mulut, rasanya ya okelah dan bisa dibilang cukup unik: nasi goreng dengan saos rendang! Selain nasi gorengnya dibumbui saos rendang, disebelahnya masih ada beberapa potong rendang sapi yang juga gak kalah maknyusnya. Rasanya 100% asli Indonesia! Ya mungkin karena menu makanan ini masih dibuat sama katering yang di Jakarta jadinya rasanya masih Indonesia banget. Sebagai pelengkap, ada buah segar dan yoghurt serta pilihan minuman. Setelah sarapan, pesawat mendarat di Seoul dan dengan tenaga yang sudah ngumpul, siap digunakan untuk mengeksplorasi kota Seoul. 
             Nasi goreng rendang sapi
             2. Garuda Indonesia (flight number forget) Seoul - Jakarta
            Berbeda dengan menu pada penerbangan sebelumnya ke Seoul, menu makanan pada penerbangan kembali dari Seoul ke Jakarta ini dibuat oleh katering dari Seoul, jadinya tentunya rasa makanannya bisa berbeda. Setelah pesawat take-off, kartu menu makanan hari ini dibagikan oleh awak kabin. Pilihan main coursenya pada hari itu adalah nasi dengan ikan saos kare Indonesia dan nasi dengan ayam bumbu pedas Korea. Kembali lagi masih belum bisa move on dari masakan Indonesia, akhirnya pilihan saya jatuh kepada nasi dengan ikan saos kare Indonesia. Sebagai pelengkap, ada side dish berupa salad kentang, puding karamel, dan satu kantong yang berukuran lumayan besar yang berisi kimchi (sayur fermentasi dari Korea). Porsinya lumayan besar juga buat makan siang di pesawat belum lagi ditambah satu kantong kimchi asli Korea. Main coursenya berupa satu potongan fillet ikan kakap yang lumayan besar ditambah bumbu kare Indonesia di atasnya dan disajikan dengan nasi dan sayuran berupa tumis jagung muda. Meskipun nama menunya sudah berbau Indonesia banget, tapi rasa masakan ini kurang nendang di bumbu kare Indonesianya. Ya maklum lah, kan masakan ini dibuat sama kateringnya Seoul bukan kateringnya Jakarta. Tapi overall, masih tetap maknyus di lidah lah dan yang penting, porsinya gede. Setelah makan siang dengan porsi yang lumayan besar itu, ternyata masih ada sajian lain berupa snack yaitu muffin dan onigiri isi ayam teriyaki (nasi kepal rumput laut asal Jepang). Karena perut masih minta diisi, akhirnya kedua snack tersebut saya makan sehingga sampai di Jakarta, hati puas perut kenyang :). 
            Nasi ikan saos kare Indonesia 
           Snack dari Garuda Indonesia
            3. Garuda Indonesia GA370: Surabaya - Batam
           Untungnya, saya sudah pernah merasakan naik Garuda Indonesia untuk rute Surabaya - Batam yang kayaknya rute ini sudah tidak diterbangi lagi oleh Garuda Indonesia. Meskipun durasi penerbangannya cuma 1 setengah jam, tapi Garuda Indonesia tetap menyajikan makanan hangat pada penerbangan jarak dekat ini. Pilihan menunya waktu itu adalah mie seafood dan nasi goreng ayam. Saya memilih pilihan mie seafood. Porsinya memang tidak terlalu besar mengingat ini adalah penerbangan jarak dekat dan domestik. Pelengkapnya hanya satu gelas puding sebagai dessert. Hanya itu saja tanpa appetizer dan dan roti. Mie seafoodnya terbuat dari mie goreng bumbu Indonesia dengan topping fillet ikan kakap, udang, dan sawi yang disiram saos tiram. Soal rasa ya cukup maknyus di lidah tetapi menurut saya, mie gorengnya agak kurang bumbu tapi saya terkesan dengan toppingnya yang enak dan gurih. Untuk pilihan kedua, yaitu nasi goreng ayam yang ternyata adalah nasi hainan dengan topping 3 potong ayam panggang (waduh kalo ini ngomongnya ya nasi ayam hainan bukan nasi goreng ayam, mbak:)). Porsinya kelihatan lebih kecil daripada mie seafood karena lebih banyak nasinya daripada ayamnya. Rasanya memang mirip dengan nasi ayam hainan pada umumnya, tetapi menurut saya ayamnya dipanggang kurang lama karena kulitnya masih belum terlalu crispy dan gosong. Overall, Garuda Indonesia sudah memberikan yang terbaik bagi para penumpang penerbangan domestik dengan memberikan layanan makanan hangat, tetapi sayangnya kita yang tidak bisa berharap banyak tentang makanan yang disajikan mengingat ini adalah penerbangan domestik dan kebanyakan makanan yang disajikan berasal dari katering lokal Indonesia. 
            Mie seafood 
            Nasi goreng ayam alias nasi ayam hainan
            4. Indonesia AirAsia QZ8502: Singapore - Surabaya
            Sekali lagi saya beruntung karena masih bisa merasakan naik pesawat Indonesia AirAsia untuk rute Singapura - Surabaya. Yup, waktu itu saya naik penerbangan Indonesia AirAsia QZ8502 tepat sehari setelah tragedi Indonesia AirAsia QZ8501 terjadi. Perasaan menjadi bertambah takut karena di Singapura, media informasi di sana memuat berita kecelakaan tersebut selama satu hari penuh dan hampir non-stop sampai-sampai di sebuah mal di Orchard Road, televisi segede gaban di sana memasang gambar pesawat yang hilang itu! Mak dueng! Karena tidak ada pilihan lain, terpaksa saya tetap naik penerbangan ini meskipun ada perasaan takut dan tegang juga. Tapi, ternyata perasaan saya itu langsung hilang setelah di udara karena penerbangannya fine-fine saja sampai tibadi Surabaya pun, pesawatnya mendarat dengan halus sekali. Belum pernah saya merasakan landing sehalus itu dengan pengereman yang halus pula tanpa menimbulkan guncangan. Salut kepada para pilot Indonesia AirAsia! Back to the topic, karena lapar di udara, akhirnya saya membeli menu best seller-nya AirAsia, yaitu nasi lemak pak nasser yang terdiri atas nasi lemak (nasi uduk-nya Malaysia) dengan pelengkap rendang ayam, telur rebus, ikan bilis (semacam ikan teri tapi lebih gede), kacang goreng, dan sambal bawang. Ternyata benar, rasa masakan ini super-duper maknyusss! Tak heran, menu ini langsung menjadi best seller di AirAsia. Rendang ayamnya empuk dan kaya rasa meskipun rasanya lebih cenderung ke lidah Melayu daripada rendang Indonesia apalagi yang asli dari Padang dan nasi lemaknya ya lembut dengan rasa Melayu khas nasi lemak yang sangat kuat. Sayang, sambalnya kurang pedas karena sesuai resep aslinya, sambal khas Malaysia itu tidak sepedas sambal Indonesia. Harga makanan ini sekarang di AirAsia adalah Rp65.000,-. Beruntung waktu itu belum kehabisan, karena menu ini cepat sekali ludes jika dibeli langsung di atas pesawat. Saya sarankan sih, pre-book online saja di websitenya AirAsia karena harganya lebih murah dan kamu juga bisa dapat air mineral gratis. Lumayan bukan? 
            Cover nasi lemak pak nasser-nya saja sudah bikin gak sabar untuk segera dimakan :) 
            AirAsia's best seller: nasi lemak pak nasser 
            5. Garuda Indonesia (GA855): Singapore - Surabaya
            Akhirnya saya dapat kesempatan lagi untuk naik Garuda Indonesia tapi kali ini rutenya Singapura - Surabaya. Ya lumayan mahal sih tiketnya, 1 juta ke atas, tapi jadwalnya bagus banget, berangkat dari Singapura malem jadi bisa jalan-jalan dulu sebelum ke airport :). Penerbangan Singapura - Surabaya normalnya berdurasi 2 jam 10 menit, tapi berhubung naik Garuda Indonesia, jadinya selain dapat TV di setiap kursi, juga dapat satu set makan malam. Pilihan main coursenya waktu itu adalah nasi kare ikan atau nasi ayam asam manis (kalau di Surabaya biasa disebut koloke). Saya pilih nasi ayam asam manis dengan appetizer berupa salad kacang merah dan dessert berupa satu potong cake vanila. Nasi ayam asam manisnya hanya berupa nasi dengan beberapa potong ayam dengan saos asam manis dengan sayuran berupa bok choy dan wortel sebagai pelengkap. Cara penyajiannya cukup menarik tapi sayang ayamnya agak keras sedikit. Soal rasa memang agak berbeda dengan ayam saos asam manis yang biasanya, tapi soal kualitas bahan dan cara penyajiannya, wow, saya beri acungan jempol. Maklum, karena menu makanan itu dibuat sepenuhnya oleh katering dari Singapura, bukan dari Indonesia, jadi maklum saja jika kualitas makanannya tinggi banget. Tapi rasa makanannya meskipun berbeda dengan yang versi Indonesia, tapi tidak mengecewakan amat karena bumbunya diolah secara tepat, hanya rasanya saja yang masih agak berbeda dengan selera Indonesia. Tapi overall, itu semua sudah sangat cukup karena bisa mendapatkan jatah makan gratis jika naik Garuda Indonesia. 
            Nasi ayam saos asam manis (koloke) 
            6. Indonesia AirAsia Extra XT8298: Kuala Lumpur - Surabaya
            Yang terakhir adalah waktu saya pulang dari Kuala Lumpur ke Surabaya naik Indonesia AirAsia Extra (anak peruasahaan Indonesia AirAsia) penerbangan XT8298. Karena penerbangan berlangsung pada jam 6 malam alias jam makan malam, tentu saja saya terpaksa beli makanan di atas pesawat karena perut sudah tidak bisa diatahan lagi. Sayangnya, waktu itu saya tidak melakukan pre-book meals online yang memang sudah disediakan oleh AirAsia di websitenya dan parahnya lagi, waktu itu sedang bulan Ramadhan atau bulan puasa dan lebih parahnya lagi, waktu itu jam 6 malam waktu di pesawat alias waktunya berbuka puasa dan kebayang kan, ada berapa orang yang kelaparan di pesawat? Sialnya lagi, letak tempat duduk saya yang tricky banget, hanya sekitar 3 baris dari jendela darurat pesawat di tengah. Biasanya, di pesawat budget, akan ada 2 meal cart yang bertugas: dari depan ke tengah dan dari belakang ke tengah. Nah, karena letak tempat duduk saya di tengah, jadi tentu saja mau dari belakang kek atau mau dari depan kek, sama saja saya bakal dapat giliran dilayani yang terakhir dan belum tentu apa makanan yang saya inginkan masih ada! Niat awalnya sih mau beli makanan khas Indonesia AirAsia Extra seperti nasi kuning manado, uncle chin's chicken rice, nasi minyak palembang atau nasi padang, tapi sayang sekali semua itu sudah ludes terjual ketika mbak pramugari dan mas pramugara yang bertugas dari galley belakang tiba di tempat duduk saya. Yang tersedua hanyalah menu paket Ramadhan yang ditawarkan oleh Indonesia AirAsia Extra yaitu nasi minyak with chicken curry and potatoes seharga Rp65.000,00. Ya sudahlah, saya ambil aja daripada kelaparan di pesawat. Nasi minyak yang satu ini terbuat dari nasi basmathi (nasi dari India) yang diberi rempah-rempah dan beberapa biji kismis sehingga modelnya lebih mirip nasi biryani ketimbang nasi minyak yang sesungguhnya. Sebagai pelengkap disajikan kare ayam dan kentang India dan acar. Rasanya ternyata ya tidak mengecewakan juga malah saya bilang lebih enak daripada menu AirAsia yang lain (tapi kalo dibandingkan sama nasi lemak pak nasser, saya lebih memilih nasi lemak pak nasser). Nasinya gurih dan kaya rempah, kare ayam dan kentanya sangat kaya rempah khas India dan potongan ayamnya juga empuk, dan acarnya masih terasa segar banget di lidah. Ternyata, meskipun semua menu andalan AirAsia waktu itu habis, ternyata masih ada satu menu lagi yang tidak kalah enaknya, ya guys :). 
           Covernya mungkin tidak seberapa menggiurkan, tetapi rasa makanannya maknyus :) 
            AirAsia's Ramadhan menu: nasi minyak with curry chicken and potatoes 
            Yah, makanan di atas pesawat memang tidak terlalu banyak variannya dan kadang penampilannya kurang meyakinkan, tetapi hilangkan pikiran itu dan cobalah, pasti rasanya bakal lebih enak daripada makan di darat. Believe it or not. Ok, happy travelling and eating, guys!